Salah satu visi ilmiah guru adalah menuangkan gagasan dan pemikirannya ke dalam bentuk tulisan ilmiah. Karya tulis ilmiah (Academic Writing) dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti makalah, laporan penelitian, penyusunan buku-buku ilmiah dan karya ilmiah lainnya yang dipublikasikan di media massa. Untuk melakukan kegiatan itu, dapat ditempuh berbagai upaya, antara lain membudayakan dan memberdayakan kegiatan membaca dan menulis di kalangan guru. Selama ini, jika diamati bahwa sebagian besar kegiatan guru di sekolah-sekolah lebih berorientasi pada misi pendidikan dan pengajaran di kelas; sedangkan visi dan misi ilmiah dalam bentuk penulisan dan publikasi ilmiah sering terabaikan.
Implikasi dari kenyataan tersebut, penulisan dan publikasi karya ilmiah di kalangan guru masih memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan rendahnya produktivitas guru dalam menulis dan mempublikasikan karya ilmiah, termasuk di dalamnya pemakaian bahasa Indonesia ragam tulis ilmiah. Di samping itu, pihak sekolah hendaknya menjalin kerja sama kemitraan dengan pihak luar, seperti lembaga penerbitan, media massa, dan lain-lain agar hasil penelitian, pemikiran, dan penulisan ilmiah di kalanga guru dapat dikomunikasikan, dipublikasikan, dan dipasarkan ke seluruh lapisan masyarakat.
Hasil pemikiran, refleksi, temuan, serta gagasan setiap guru dapat dituliskan ke dalam bentuk tulisan ilmiah berupa wacana-wacana keilmuan. Wacana keilmuan berupa kertas kerja atau makalah, laporan penelitian, buku-buku ajar, dan lain-lain jenis karya ilmiah.
Produk karya ilmiah guru dapat dikumpulkan dalam bentuk jurnal ilmiah, baik di tingkat sekolah, wilayah, regional, maupun nasional. Produk karya ilmiah di tingkat regional dan nasional biasanya menyangkut berbagai disiplin ilmu dan sifatnya makro; sedangkan produk karya ilmiah yang ada di tingkat sekolah (lokal) biasanya menyangkut rumpun keahlian tertentu bagi guru-guru di sekolah yang bersangkutan.
Demikian pula hasil studi mendalam terhadap mutu majalah ilmiah yang diterbitkan lembaga-lembaga pendidikan, termasuk perguruan tinggi di Indonesia
menunjukkan bahwa saat ini baru terdapat sekitar 100 majalah ilmiah yang sudah menunjukkan kemapanan yang dipersyaratkan secara minimum. Padahal, sekarang ini terdapat hampir 500 judul majalah bercorak ilmiah (dari sekitar 4500 terbitan berkala di Indonesia). Akan tetapi, banyak di antaranya yang pendistribusiannya bersifat lokal sebab hanya diterbitkan untuk kalangan sendiri oleh suatu lembaga/sekolah, atau perguruan tinggi.
Penulisan dan publikasi karya ilmiah yang dihasilkan oleh setiap guru dan tenaga kependidikan lainnya hendaknya dijadikan ajang pengembangan keilmuan dan profesi yang ditekuninya. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan, penulis karya ilmiah dapat menuliskan karyanya semata-mata karena motivasi pengumpulan angka kredit (Cummulative Credit Point) atau atas permintaan masyarakat, seperti makalah untuk seminar atau pelatihan. Hal-hal seperti itu sebaiknya tidak dijadikan motivasi utama dalam menulis dan mempublikasikan karya ilmiah tetapi yang lebih esensial adalah misinya pada kecintaan serta kemampuannya dalam bidang keilmuan dan profesi yang ditekuninya.
No Comments
Leave a comment Cancel